Pemimpin

Benarlah jika kepemimpinan itu bukan hal yang dapat diukur dari kedudukan, pangkat, atau jabatan seseorang. Sesungguhnya ia lahir, tumbuh, dan berkembang dari dalam diri. Sejatinya seorang pemimpin tidaklah cukup dibuktikan dengan gelar dan jabatan yang dimilikinya saja, namun kepemimpinan sesungguhnya muncul sebagai hasil dari keputusan kuat dari dalam diri untuk menjadi seorang pemimpin, mulai dari pemimpin bagi dirinya pribadi, keluarga, lingkungan sosial, hingga dalam skala yang lebih besar.
Kepemimpinan sendiri merupakan sebuah keputusan besar dan hasil proses perubahan karakter dari dalam diri seseorang. Kepemimpinan bukanlah perkara gelar atau jabatan yang didewakan, melainkan sebuah kelahiran dari proses panjang perubahan. Kepemimpinan yang sesungguhnya dapat dibuktikan dengan adanya seseorang memiliki visi dan misi dalam hidupnya. Ketika kedamaian dalam diri berhasil membentuk karakter yang kuat dan kokoh, sehingga setiap ucap dan tindakannya mampu memberikan pengaruh terhadap sekitarnya. Ketika keberadaanya dapat menjadi stimulus adanya perubahan dalam lingkungannya, maka dengan itulah seseorang lahir menjadi pemimpin sejati.
Kepemimpinan adalah suatu kegiatan dalam mempengaruhi orang-orang agar mereka ingin bekerja sama dalam mencapai tujuan yang kita inginkan. Tentu hal yang menjadi tantangan bagi seorang pemimpin adalah sasaran yang ingin diperoleh dari pengaruh tersebut, juga cara bagaimana pengaruh tersebut digunakan, serta hasil dari usaha menggunakan pengaruh tersebut.
Setiap pemimpin memiliki sifat, kebiasaan, dan watak serta kepribadian yang berbeda. Dari gaya dan tingkah laku yang khas inilah menjadi pembeda dirinya dengan orang lain. Gaya ini tentunya dapat mempengaruhi tipe seseorang dalam kepemimpinannya. Pemimpin yang ideal tentu pemimpin yang dapat menciptakan perubahan baik dengan gaya khasnya yang beragam. Pemipin ideal dituntut memiliki langkah dan strategi khusus, agar tujuan baik yang ingin dicapai dalam kepemimpinannya dapat terwujud.
Berbicara mengenai kepemimpinan strategis, para ahli banyak yang menafsirkannya sebagai kemampuan dalam mengantisipasi, mempertahankan, dan memberi kuasa pada orang lain untuk menciptakan perubahan strategis yang diperlukan. Kepemimpinan ini bersifat multifungsional, terutama dalam menghadapi lingkungan yang global. Dalam mengahadapi lingkungan dengan kondisi dan tantangan yang kompleks, sangat dibutuhkan adanya kepemimpinan yang strategis. Pemimpin yang memiliki pola pikir yang matang dan visioner, agar setiap tindakan dan keputusan yang diberikan mampu menciptakan perubahan dan solusi yang tepat. Oleh karena itu kepemimpinan strategis memiliki dua peran, yaitu tidak hanya sebagai leader namun juga sebagai manager.
Kepemimpinan strategis menuntut pemimpin memiliki animo besar dalam mengerahkan semangat dan pikiranya untuk mengatur yang dipimpinya. Ia haruslah memiliki gambaran tentang apa yang ingin dilakukan, bagaimana melakukannya dan bagaimana menghadapi hambatan yang ada. Pemimpin juga dituntut memiliki integritas, terbuka, berani mengambil resiko, kreatif dan inovatif serta mau belajar dari pengalaman.
Kepemimpinan seperti ini telah dicontohkan oleh Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam. Sosok pemimpin yang ideal, yang membawa perubahan besar untuk peradaban dunia, sehingga banyak dari para ahli di kalangan barat pun mengatakan bahwa beliau adalah sosok pemimpin yang patut diteladani dan memiliki pengaruh besar dalam kehidupan kita ini. Bukankah Allah swt. telah mengatakan dalam Al Qur’an bahwa hanya beliau lah yang pantas kita teladani dari setiap sisi kehidupannya, termasuk gaya kepemimpinannya. Dalam Al Qur’an surat Al Ahzab ayat 21, top PT mengatakan bahwa,“Sungguh telah ada pada diri Rasulullah teladan yang baik…”
Gaya kepemimpinan Rasulullah memiliki banyak keunikan dan keterampilan serta sikap yang mulia yang selayaknya dapat kita aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam mewudkan kepemimpinan yang strategis ini. Dari banyaknya sifat keteladanan beliau, ada empat hal yang menjadi kunci kesuksesan beliau dalam memimpin. Empat hal itu adalah sifat siddiq, amanah, fathanah, dan tabhligh.
Siddiq adalah sikap yang menjunjung tinggi kejujuran. Sikap kejujuran inilah yang menjadi salah satu kunci kesukesan seseorang dalam memimpin. Namun dewasa ini, sifat kejujuran dalam memimpin adalah hal yang sudah tidak diindahkan lagi, sehingga banyak pempin yang terjebak dalam perkara-perkara buruk dan merugikan banyak orang, karena krisisnya sifag jujur ini. Semoga kita dapat meneraplan sifat jujur dalam berbagai aspek kehidupan, sehingga kepemimpinan strategis dapat terwujudkan.
Yang kedua yaitu tabligh yang berarti menyampaikan. Hal ini dapat diaplikasikan dengan sikap yang mampu menyampaikan kebenaran dan menolak keras kebatilan. Bersifat transparan dan terbuka, sehingga muncul sikap saling mempercayai satu sama lain.
Ketiga adalah amanah. Seorang pemimpin haruslah memilili sifat yang bertanggungjawab penuh atas kepemimpinannya. Menjalankan kepercayaan dengan profesional dan tidak merusak nilai-nilai yang dapat mencederai kepercayaan banyak orang.
Dan yang terakhir adalah fathanah. Seorang pemimpin haruslah cerdas. Cerdas dalam bertutur kata, cerdas dalam bertindak, dan cerdas dalam memeberi keputusan dan solusi.
Jika empat gaya kepemimpinan Rasul ini mampu kita terapkan dengan baik. Maka kepemimpinan strategis yang kita dambakan, akan dapat dengan mudah diwujudkan. Semoga negara kita menjadi negara yang baldatun thoyyibatun warabbun ghafur, negara yang baik dan mendapat lindungan serta ampunan dari Allah swt..

Comments